KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang
maha esa karna berkat rahmatnyalah kami bisa menyelesaikan tugas ini, untuk
pemenuhan penugasan Hematologi dan imunisasi mengenai Idiopathic
Trombositopenia Purpura (ITP).
Kelompok
kami berterima kasih kepada Dosen mata kuliah ini, yang memberikan penjelasan
mengenai mata kuliah ini, sehingga kami dapat memenuhi tugas ini tanpa ada
suatu masalah. Dan kelompok kami juga berterima kasih kepada teman-teman yang
membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Harapan
kami kelompok, semoga makalah Idiopathic
Trombositopenia Purpura yang kami susun ini dapat bermanfaat dan juga
dapat menambah pengetahuan serta wawasan dari semua orang yang membacanya.
Penyusun
Kelompok 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Trombositopenia adalah suatu kekurangan trombosit,
yang merupakan dari pembekuan darah pada orang normal jumlah trombosit didalam
sirkulasi berkisar antara 150.00-450.00/ul, rata – rata berumur 7-10 hari kira
– kira 1/3 dari jumlah trombosit didalam sirkulasi darah mengalami penghancuran
didalam limpa oleh karena itu untuk mempertahankan jumlah trombosit
supaya tetap normal di produksi150.000-450000 sel
trombosit perhari. Jika jumlah trombosit kurang dari 30.000/mL, bisa
terjadi perdarahan abnormal meskipun
biasanyagangguan baru timbul jika jumlah
trombosit mencapai kurang dari10.000/mL. (Sudoyo, dkk
,2006). Trombositopenia dapat bersifat kongenital atau di dapat, danterjadi
akibat penurunan reproduksi trombosit, seperti
pada anemiaaplastik, mielofibrosis, terapi
radiasi atau leukimia, peningkatan penghancuran
trombosit, seperti pada infeksi tertentu ; toksisitas obat, atau koagulasi
intravaskuler, diseminasi (DIC); distribusi
abnormal atau sekuestrasi pada limpa ; atau trombositopenia
dilusional setelah hemoragi atau tranfusi sel darah merah. (Sandara, 2003).
Trombosit dapat juga dihancurkan oleh produksi anti
bodi yangdiinduksi oleh obat seperti yang ditemukan pada quidinin dan emas.
Atauoleh autoantibodi(anti bodi yang bekerja melawan jaringannya
sendiri).Antibodi-antibodi ini ditemukan pada penyakit seperti lupus
eritematosus,leukimia limfositik kronis, limfoma tertentu, dan purpura
trombositopenik idiopatik (ITP). ITP terutama ditemukan pada perempuan
muda, bermanifestasisebagai trombositopenia yang mengancam jiwa dengan jumlah
trombosityang sering kurang dari 10.000/mm3. antibodi Ig G yang ditemukan pada membran
trombosit dan meningkatnya pembuangan dan penghancuran trombosit oleh sistem
makrofag. (Sylvia & Wilson, 2006).
Trombositopenia berat dapat mengakibatkan
kmatian akibatkehilangan darah atau perdarahan dalam organ-organ vital.
Insiden untuk ITP adalah 50-100 juta kasus baru setiap tahun. Dengan anak
melingkupiseparuh daripada bilangan tersebut. Kejadian
atau insiden immuneTrombositopenia Purpura diperkirakan 5
kasus per 100.000 anak-ana dan2 kasus per 100.000 orang dewasa (Emedicine,
2008).
1.2 Tujuan
Mengetahui
cara memberikan dan membuat asuhan keperawatan pada pasien ITP dengan baik
dan benar.
BAB II
KONSEP DASAR
MEDIS
2.1
Definisi
ITP merupakan singkatan dari Idiopatik Trombositopenia
Purpura. Idiopatik artinya penyebabnya tidak diketahui. Trombositopenia artinya
berkurangnya jumlah trombosit dalam darah atau darah tidak mempunyai platelet
yang cukup. Purpura artinya perdarahan kecil yang ada di dalam kulit, membrane
mukosa atau permukaan serosa (Dorland, 1998).
ITP adalah suatu penyakit perdarahan yang didapat
sebagai akibat dari penghancuran trombosit yang berlebihan (Suraatmaja, 2000).
ITP adalah suatu keadaan perdarahan yang disifatkan
oleh timbulnya petekia atau ekimosis di kulit
ataupun pada selaput lendir dan adakalanya terjadi pada berbagai
jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karena sebab yang tidak diketahui
(FK UI, 1985).
Trombositopenia adalah suatu
kekurangan trombosit, yang merupakan bagian dari pembekuan
darah. ITP adalah jenis trombositopenia berat yang dapat mengancam kehidupan
dengan jumlah trombosit < 10.000 mm3 yang ditandai dengan mudahnya
timbul memar serta perdarahan subkutaneus yang multiple. Biasanya penderita
menampakkan bercak-bercak kecil berwarnan ungu. Karena jumlah trombosit sangat
rendah, maka pembentukan bekuan tidak memadai dan konstriksi pembuluh yang
terlukan tidak adekuat.
ITP adalah suatu keadaan perdarahan berupa petekie/ekimosis
di kulit maupun selaput lendir dan berbagai jaringan dengan penurunan jumlah
trombosit karena sebab yang tidak diketahui. Purpura Trombositopenia Idiopatika
adalah suatu kelainan yang didapat, yang ditandai oleh trombositopenia,
purpura, dan etiologi yang tidak jelas. ITP adalah singkatan dari Idiopathic
Thrombocytopenic Purpura. Idiopathic berarti tidak diketahui penyebabnya.
Thrombocytopenic berarti darah yang tidak cukup memiliki keping darah
(trombosit). Purpura berarti seseorang memiliki lukamemar yang banyak
(berlebihan). Istilah ITP ini juga merupakan singkatan dari Immune
Thrombocytopenic Purpura. (Family Doctor, 2006).
ITP adalah syndrome yang di
dalamnya terdapat ppenurunan jumlah trombosit yang bersirkulasi dalam keadaan
sum-sum normal. ITP adalah
suatu keadaan perdarahan berupa petekie atau ekimosis di kulit / selaput lendir
dan berbagai jaringan dengan penurunan jumlah trombosit karena sebab yang tidak
diketahui. (ITP pada anak tersering terjadi pada umur 2 – 8 tahun), lebih sering
terjadi pada wanita. (Kapita selekta kedokteran jilid 2). ITP adalah salah satu gangguan
perdarahan didapat yang paling umum terjadi.(Perawatan Pediatri Edisi 3). ITP adalah
syndrome yang di dalamnya terdapat penurunan jumlah trombosit yang bersirkulasi
dalam keadaan sum-sum normal.
Idiopatik
trombositopenia purpura (ITP) merupakan suatu kelainan yang berupa gangguan
autoimun yang mengakibatkan trombositopenia oleh karena adanya penghancuran
trombosit secara dini dalam sistem retikuloendotel akibat adanya autoantibody
terhadap trombosit yang biasanya berasal dari Immunoglobulin G. Adanya
trombositopenia pada ITP ini akan megakibatkan gangguan pada sistem hemostasis
karena trombosit bersama dengan sistem vaskular faktor koagulasi darah terlibat
secara bersamaan dalam mempertahankan hemostasis normal.
2.2
Anatomi Fisiologi
2.2.1
Sel darah merah (eritrosit).
Merupakan
sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam keadaan normal
mencapai hampir separuh dari volume darah.
Sel
darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen
dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh.
Oksigen
dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon
dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke
paru-paru.
2.2.2
Sel darah putih (leukosit).
Jumlahnya
lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih untuk setiap 660
sel darah merah. Terdapat 5 jenis utama dari
sel darah putih yang bekerja sama untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam
melawan infeksi, termasuk menghasilkan antibody.
Neutrofil, juga disebut granulosit karena berisi enzim yang mengandung granul-granul, jumlahnya paling banyak. Neutrofil membantu melindungi
tubuh melawan infeksi bakteri dan jamur dan mencerna benda asing sisa-sisa
peradangan. Ada 2 jenis neutrofil, yaitu neutrofil berbentuk pita
(imatur, belum matang) dan neutrofil bersegmen (matur, matang).
Limfosit memiliki 2 jenis
utama, yaitu limfosit T (memberikan perlindungan terhadap infeksi virus dan
bisa menemukan dan merusak beberapa sel kanker) dan limfosit B (membentuk
sel-sel yang menghasilkan antibodi atau sel plasma).
Monosit mencerna sel-sel
yang mati atau yang rusak dan memberikan perlawanan imunologis terhadap
berbagai organisme penyebab infeksi.
Eosinofil membunuh parasit,
merusak sel-sel kanker dan berperan dalam respon alergi.
Basofil juga berperan
dalam respon alergi.
2.2.3
Platelet (trombosit).
Merupakan
paritikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih kecil daripada sel darah
merah atau sel darah putih. Sebagai
bagian dari mekanisme perlindungan darah untuk menghentikan perdarahan,
trombosit berkumpul dapa daerah yang mengalami perdarahan dan mengalami
pengaktivan. Setelah mengalami pengaktivan,
trombosit akan melekat satu sama lain dan menggumpal untuk membentuk sumbatan
yang membantu menutup pembuluh darah dan menghentikan perdarahan.
Pada
saat yang sama, trombosit melepaskan bahan yang membantu mempermudah pembekuan. Sel darah merah cenderung
untuk mengalir dengan lancar dalam pembuluh darah, tetapi tidak demikian halnya
dengan sel darah putih. Banyak sel darah putih yang menempel pada dinding
pembuluh darah atau bahkan menembus dinding untuk masuk ke jaringan yang lain.
Jika
sel darah putih sampai ke daerah yang mengalami infeksi atau masalah lainnya,
mereka melepaskan bahan-bahan yang akan lebih banyak menarik sel darah putih.
Fungsi sel darah putih adalah seperti tentara, menyebar di seluruh tubuh,
tetapi siap untuk dikumpulkan dan melawan berbagai organisme yang masuk ke
dalam tubuh.
Di
dalam sumsum tulang, semua sel darah berasal dari satu jenis sel yang disebut
sel stem. Jika sebuah sel stem membelah,
yang pertama kali terbentuk adalah sel darah merah yang belum matang (imatur),
sel darah putih atau sel yang membentuk trombosit (megakariosit). Kemudian jika sel
imatur membelah, akan menjadi matang dan pada akhirnya menjadi sel darah merah,
sel darah putih atau trombosit. Fungsinya adalah mencegah ke bocoran darah
spontan pada pembuluh darah kecil,membant proses pembekuan darah.
2.3
Etiologi
Penyebab dari ITP tidak diketahui secara pasti,
mekanisme yang terjadi melalui pembentukan antibodi yang menyerang sel trombosit,
sehingga sel trombosit mati.(Imran, 2008). Penyakit ini diduga melibatkan
reaksi autoimun, dimana tubuh menghasilkan antibodi yang menyerang trombositnya
sendiri. Dalam kondisi normal, antibodi adalah respons tubuh yang sehat
terhadap bakteri atau virus yang masuk kedalam tubuh. Tetapi untuk penderita
ITP, antibodinya bahkan menyerang sel-sel keping darah tubuhnya sendiri.
(Family Doctor, 2006). Meskipun pembentukan trombosit sumsum tulang
meningkat, persediaan trombosit yang ada tetap tidak dapat memenuhi kebutuhan
tubuh. Pada sebagian besar kasus, diduga bahwa ITP disebabkan oleh sistem
imun tubuh.
Secara normal sistem imun membuat antibodi untuk
melawan benda asing yang masuk ke dalam tubuh. Pada ITP, sistem imun melawan
platelet dalam tubuh sendiri. Alasan sistem imun menyerang platelet dalam tubuh
masih belum diketahui. (ana information center,2008). ITP kemungkinan juga
disebabkan oleh hipersplenisme, infeksi virus, intoksikasi makanan atau obat
atau bahan kimia, pengaruh fisis (radiasi, panas), kekurangan factor pematangan
(misalnya malnutrisi), koagulasi intravascular diseminata (KID),
autoimun. Berdasarkan etiologi, ITP dibagi menjadi 2 yaitu
primer (idiopatik) dan sekunder. Berdasarkan penyakit dibedakan tipe akut
bila kejadiannya kurang atau sama dengan 6 bulan (umumnya terjadi pada
anak-anak) dan kronik bila lebih dari 6 bulan (umunnya terjadi pada orang
dewasa). (ana information center, 2008) Selain itu, ITP juga terjadi pada
pengidap HIV. Sedangkan obat-obatan seperti heparin, minuman keras, quinidine,
sulfonamides juga boleh menyebabkan Rombositopenia. Biasanya tanda-tanda
penyakit dan faktor-faktor yang berkatan dengan penyakit ini adalah seperti
yang berikut : purpura, pendarahan haid darah yang banyak dan tempo lama,
pendarahan dalam lubang hidung, pendarahan rahang gigi, immunisasi virus yang
terkini, penyakit virus yang terkini dan calar atau lebam.
ITP penyebab pasti belum diketahui (idiopatik) tetapi
kemungkinan akibat dari:
Hipersplenisme,
Infeksi virus,
Intoksikasi makanan/obat (asetosal para amino salisilat (PAS). Fenil
butazon, diamokkina, sedormid).
2.4
Jenis ITP
2.4.1 Akut.
ü Awalnya dijumpai trombositopenia pada anak.
ü Jumlah trombosit kembali normal dalam 6 bulan setelah diagnosis (remisi
spontan).
ü Tidak dijumpai kekambuhan berikutnya.
2.4.2 Kronik
v Trombositopenia berlangsung lebih dari 6 bulan setelah diagnosis.
v Awitan tersembunyi dan berbahaya.
v Jumlah trombosit tetap di bawah normal selama penyakit.
v Bentuk ini terutama pada orang dewasa.
2.4.3 Kambuhan
Ø Mula-mula terjadi trombositopenia.
Ø Relaps berulang.
Ø Jumlah trombosit kembali normal diantara waktu kambuh.
2.5 Patofisiologi
Diatas telah di singgung bahwa trombosit dapat
dihancurkan oleh pembentukan antibodi yang diakibatkan oleh obat (seperti yang
ditemukan pada kinidin dan senyawa emas) atau oleh autoantibodi (antibodi yang
bekerja melawan jaringnnya sendiri). Antibodi tersebut menyerang trombosit sehingga lama
hidup trombosit diperpendek. Seperti kita ketahui bahwa gangguan –gangguan
autoimun yang bergantung pada antibodi manusia, palling sering menyerang
unsur-unsur darah, terutama trombosit dan sel darah merah. Hal ini terkait
dengan penyakit ITP, yang memiliki molekul-molekul IgG reaktif dalam sirkulasi
dengan trombosit hospes.
Meskipun terikat pada permuakaan trombosit, antibodi
ini tidak menyebabkan lokalisasi protein komplemen atau lisis trombosit dalam
sirkulasi bebas. Namun, trombosit yang mengandung molekul-molekul IgG lebih
mudah dihilangkan dan dihancurkan oleh makrofag yang membawa reseptor membran
untuk IgG dalam limpa dan hati. Manifestasi utama dari ITP dengan trombosit kurang
dari 30.000/mm3 adalah tumbuhnya petechiae. Petechiae ini dapat muncul karena
adanya antibodi IgG yang ditemukan pada membran trombosit yang akan
mengakibatkan gangguan agregasi trombosit dan meningkatkan pembuangan serta
penghancuran trombosit oleh sistem makrofag. Agregaasi trombosit yang terganggu
ini akan menyebabkan penyumbatan kapiler-kapiler darah yang kecil. Pada proses
ini dinding kapiler dirusak sehingga timbul perdarahan dalam jaringan.
Bukti yang mendukung mekanisme trombositopenia ini
disimpulkan berdasarkan pemeriksaan pada penderita ITP dan orang-orang
percobaan yang menunjukkan kekurangan trombosit berat tetapi singkat, setelah
menerima serum ITP. Trombositopenia sementara, yang ditemukan pada bayi
yang dilahirkan oleh ibu dengan ITP, juga sesuai dengan kerusakan yang
disebabkan oleh IgG, karena masuknya antibodi melalui plasenta. ITP dapat juga
timbul setelah infeksi, khususnya pada masa kanak-kanak, tetapi sering timbul
tanpa peristiwa pendahuluan dan biasanya mereda setelah beberapa hari atau
beberapa minggu.
Idiopatic, infeksi virus, hipersplenisme (Trauma)
Antigen (Makrofag) menyerang trombosit
Destruksi trombosit dalam sel penyaji antigen (dipicu oleh
antibody)
Pembentukan neoantigen
Trombositopenia
Perdarahan
Splenomegali
Anemia
Nafsu makan
menurun mudah lelah kadar hb menurun
Pathway ITP
2.6
Manifestasi Klinik
1. ITP akut :
·
Hanya 16% yang betul-betul idiopatik.
·
Perdarahan dapat didahului oleh
infeksi, pemberian obat-obatan atau menarche.
·
Pada permulaan perdarahan sangat
hebat selain terjadi trombositopenia rusaknya megakariosit, juga terjadi
perubahan pembuluh darah.
·
Sering terjadi perdarahan GIT, tuba
falopi dan peritoneum.
·
Kelenjar lymphe, lien dan hepar
jarang membesar
2. ITP menahun
:
·
Biasanya pada dewasa, terjadi
beberapa bulan sampai beberapa tahun, kadang menetap.
·
Permulaan tidak dapat ditentukan,
ada riwayat perdarahan menahun, menstruasi yang lama.
·
Perdarahan relatif lebih ringan.
·
Jumlah trombosit 30.000-80.000/mm3.
·
Biasanya tanpa anemi, lekopeni dan
splenomegali.
·
Penghancuran trombosit lebih dari
normal.
·
Sering terjadi relaps dan remisi
yang berulang-ulang
3. ITP recurrent
·
Diantaranya episode perdarahan,
trombosit normal dan tak ada purpura/petechiae dan masa hidup trombosit norma.
·
Hasil pengobatan dengn
kortikosteroid baik.
·
Kadang tanpa pengobatan, dapat
sembuh sendiri.
·
Remisi berkisar bebrapa minggu sam
pai 6 bulan
4. ITP siklik
Menstruasi hebat pada wanita. Secara umum, gambaran
klinis ITP adalah :
·
Adanya petechiae, echymose atau
perdarahan .
·
Trombositopenia.
·
Megakariosit dalam sumsum tulang
normal / bertambah dengan morfologi abnormal.
·
Splenomegali atau tidak
2.7
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang dapat dilakukan
adalah :
1.
Pada pemeriksaan darah lengkap. Pada pemeriksaan ini ditemukan bahwa:
·
Hb sedikit berkurang, eritrosit normositer, bila anemi berat hypochrome
mycrosyter.
·
Leukosit meninggi pada fase perdarahan dengan dominasi PMN.
·
Pada fase perdarahan, jumlah trombosit rendah dan bentuknya abnormal.
·
Lymphositosis dan eosinofilia terutama pada anak
2.
Pemeriksaan darah tepi.
Hematokrit
normal atau sedikit berkurang
3.
Aspirasi sumsum tulang
Jumlah megakaryosit normal atau bertambah, kadang
mudah sekali morfologi megakaryosit abnormal (ukuran sangat besar, inti
nonboluted, sitoplasma berfakuola dan sedikit atau tanpa granula).
Hitung (perkiraan jumlah) trombosit dan evaluasi
hapusan darah tepi merupakan pemeriksaan laboratorium pertama yang terpentong.
Karena dengan cara ini dapat ditentukan dengan cepat adanya trombositopenia dan
kadang-kadang dapat ditentukan penyebabnya.
2.8
Penatalaksaan Klinis
a. ITP Akut
·
Ringan:
observasi tanpa pengobatan → sembuh spontan.
·
Bila setelah
2 minggu tanpa pengobatan jumlah trombosit belum naik, maka berikan
kortikosteroid.
·
Bila tidak
berespon terhadap kortikosteroid, maka berikan immunoglobulin per IV.
·
Bila keadaan
gawat, maka berikan transfuse suspensi trombosit.
b. ITP Menahun
·
Kortikosteroid diberikan selama 5 bulan.
Misal: prednisone 2 – 5 mg/kgBB/hari peroral. Bila tidak berespon terhadap
kortikosteroid berikan immunoglobulin (IV).
·
Imunosupressan: 6 – merkaptopurin 2,5 – 5
mg/kgBB/hari peroral.
·
Azatioprin 2
– 4 mg/kgBB/hari per oral.
·
Siklofosfamid
2 mg/kgBB/hari per oral.
·
Splenektomi.
·
Indikasi:
·
Resisten
terhadap pemberian kortikosteroid dan imunosupresif selama 2 – 3 bulan.
·
Remisi
spontan tidak terjadi dalam waktu 6 bulan pemberian kortikosteroid saja dengan
gambaran klinis sedang sampai berat.
·
Penderita
yang menunjukkan respon terhadap kortikosteroid namun perlu dosis tinggi untuk
mempertahankan klinis yang baik tanpa perdarahan.
·
Kontra
indikasi:
·
Anak usia
sebelum 2 tahun: fungsi limpa terhadap infeksi belum dapat diambil alih oleh
alat tubuh yang lain (hati, kelenjar getah bening dan thymus)
2.9 Komplikasi
Komplikasi yang mungkin terjadi, antara lain :
·
Hemorrhages
·
Penurunan kesadaran
·
Splenomegali
BAB III
KONSE DASAR ASUHAN KEPERAWATAN
3.1
Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah suatu sistem dalam merencanakan pelayanan asuhan keperawatan
yang mempunyai empat tahapan yaitu pengkajian, perencanaan, palaksanaan dan
evaluasi.
1) Pengkajian
•
Data subyektif
•
Informasi kesehatan yang penting
•
Kaji tanda-tanda vital (TD, pernapasan, suhu, nadi,nyeri)
•
Riwayat kesehatan yang lalu: paparan terhadap
obat-obatan, bahan-bahan kimia, infeksi virus; stres fisik atau psikologis;
adanya pernyataan peningkatan aktifitas estrogen, meliputi lebih awalnya
periode menstruasi, kehamilan dan periode post partum.
FOKUS PENGKAJIAN:
1.Kulit dan Membran Mukosa :
Purpura,Hemoraghi subkutan,Hematoma dan Sianosis akral.
2.Sistem GI : Mual,muntah,nyeri pada
abdomen, dan peningkatan lingkar abdomen.
3.Sistem Urinaria : Hematuria.
4.Sistem Pernapasan :
Dispnea.Takipnea,sputum mengandung darah.
5.Sistem Kardiovaskular :
Hipertensi,Frekuensi Jantung meningkat dan nadi perifer tak teraba.
6.Sistem Saraf : perubahan tingkat
kesadaran,gelisah dan ketidakstabilan vasomotor.
7.Sistem Muskuloskeletal : Nyeri
otot sendi dan punggung..
PENGKAJIAN
POLA KESEHATAN GORDON
I. KAJIAN PERSEPSI KESEHATAN-PEMELIHARAAN
KESEHATAN
Riwayat Penyakit Yang Pernah
Dialami :
Sakit berat, dirawat, kecelakaan,
operasi, gangguan kehamilan/persalinan, abortus, transfuse, reaksi alergi.
Kapan Catatan
…………………………….
…………………………….
…………………………….
…………………………….
…………………………….
Kapan Catatan
…………………………….
…………………………….
…………………………….
…………………………….
…………………………….
a.
Data
Subyektif
·
Keadaan
sebelum sakit :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
·
Keadaan
sejak sakit :
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
b.
Data
Obyektif
·
Observasi
Ø Kebersihan rambut : ………………………………………………
Ø Kulit kepala : ………………………………………………
Ø Kebersihan kulit : ………………………………………………
Ø Higiene rongga mulut : ………………………………………………
Ø Kebersihan genetilia : ………………………………………………
Ø Kebersihan anus : ………………………………………………
Tanda / Scar Vaksinasi : BCG Cacar
II. KAJIAN NUTRISI METABOLIK
a. Data Subyektif
·
Keadaan
sebelum sakit :
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
·
Keadaan
sejak sakit :
Mual Muntah
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
2. Data
Obyektif
·
Observasi
Pemeriksaan Fisik
v Keadaan rambut
………………………………………………………..
v Hidrasi kulit
……………………………………………………………
v Palpebrae
………………………..………………………......................
v Sclera
…………………………………………………………………..
v Hidung
…………………………………………………………………
v Rongga mulut
………………………..........…………………………..
v Gigi geligi …………………………..................... ……………………
v Kemampuan Mengunya
keras …………………………………………
v Lidah …………………………….............…………………………...
v Kelenjar getah bening
leher ……………………………………………
v Kelenjar parotis
…………………..........................
…………………...
v Abdomen
ØInspeksi : Bentuk ……………………………………………
Bayangan vena
…………………………………...
Ø Auskultasi :
Peristaltik ………x / menit
ØPalpasi : Tanda
nyeri umum ……………………………………
Massa …………………………………………………
Hidrasi kulit
…………………………………………..
Nyeri
tekan : R. Epigastrica Titik Mc. Burney
R.
Suprapubica R. llliaca
ØPerkusi : .................................................
Ascites Negatif
Positif
v Kelenjar limfe
inguinal ………………………………………………...
v Kulit :
ØSpider naevi Negatif
Positif
ØUremik frost Negatif
Positif
ØEdema Negatif
Positif
ØIcteric Negatif
Positif
ØTanda-tanda : ………………………………………………
v Lesi :
………………………………………………………………….
·
Pemeriksaan
Diagnostik
Laboratorium
:
Terapi :
III. KAJIAN POLA ELIMINASI
a.
Data
Subyektif
·
Keadaan
sebelum sakit :
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
·
Keadaan
sejak sakit :
penurunan output urine; diare atau
konstipasi.
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
b. Data Obyektif
·
Observasi
Pemeriksaan Fisik
v Peristaltik usus
: … x / menit
v Palpasi
Suprapubika : kandung kemih Penuh Kosong
v Nyeri ketuk ginjal :
v Mulut Urethra
Kiri
negatif positif
Kanan
negatif positif
v Anus : Peradangan : Negatif Positif
Ø Fisura : Negatif Positif
Ø Hemoroid : Negatif Positif
Ø Prolapsus recti:
Negatif Positif
·
Pemeriksaan Diagnostik
Laboratorium :
·
Terapi :
II.
KAJIAN
POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN
a. Data Subyektif
·
Keadaan
sebelum sakit :
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………….............
·
Keadaan
sejak sakit :
kekakuan di pagi hari; pembengkakan
sendi dan deformitas; nafas pendek, dyspnea; kelelahan yang berlebihan.
………………………………………………………………………….
………………………………………………………………………….
b. Data Obyektif
·
Observasi
:
...............................................................................................
...............................................................................................
v
|
o
Makan
o
Mandi
o
Berpakaian
o
Kerapian
o
Buang air besar
o
Buang air kecil
o
Mobilisasi di tempat tidur
o
Abulasi
: mandiri / tongkat / kursi roda / tempat tidur
o
Postur
tubuh :……………………………………………………….
o
Gaya
jalan :…………………………………………………………
o
Anggota
gerak yang cacat : ………………………………………...
·
Pemeriksaan
Fisik
v Perfusi pembuluh
perifer kuku : ………………………………….
v Thorox dan pernapasan
o
Inspeksi : Bentuk
thorax : …………………………
Stridor : Negatif Positif
Dyspnea
d’Effort : Negatif Positif
Sianosis : Negatif
Positif
o
Palpasi : Vocal
Fremitus …………………………………
o
Perkusi : Sonor Redup Pekak
Batas paru hepar : …………………………….
Kesimpulan : ……………………….........
o
Auskultasi : Suara
Napas : …………………………….
vJantung
o
Inspeksi : Ictus
Cordis : ………………………………
Klien
menggunakan alat pacu jantung
Negatif
Positif
o
Palpasi : Ictus Cordis : ………………………………
Thrill :
Negatif Positif
o
Perkusi : Batas
atas jantung : …………………………..
Batas kanan jantung : …………………………..
Batas kiri jantung : …………………………..
o
Auskultrasi : Bunyi
jantung II A : …………………………..
Bunyi jantung II P : …………………………..
Bunyi jantung I T : …………………………..
Bunyi
jantung I M : …………………………..
Bunyi jantung III Irama Gallop : Negatif Positif
Murmur :
Negatif
Positif :
Tempat : …….......
Grade : ………...
HR
: ……… x / menit
v Lengan dan Tungkai
o
Atrofi
otot : Negatif Positif, tempat ……………………….
v Rentang gerak :
………………………………………………………
Mati sendi : ………………………………………………..
Kaku sendi :
………………………………………………..
o
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Kanan :
o
Reflex Fisiologik : ………………………………………………
o
Reflex Patologik : Babinski, Kiri Negatif Positif
Kanan Negatif Positif
o
Clubing jari-jari :
Negatif Postitif
o
Varices tungkai
: Negatif Positif
v Columna
Vertebralis
o
Inspeksi : Kelainan bentuk :
....................................................................
o
Palpasi : Nyeri
tekan : Negatif Positif
N. III - IV –
VI :
................................................................................................
N. VIII Romberg Test
: Negatif Postif
N. XI : ……………………………………………………………
Kaku kuduk : ……………………………………………………………..
·
Pemeriksaan
Diagnostik
Laboratorium :
· Terapi :
V. KAJIAN POLA TIDUR DAN ISTIRAHAT
a.
Data Subyektif
·
Keadaan
sebelum sakit :
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
· Keadaan sejak sakit :
Insomnia
...........................................................................................................................
b. Data Objektif
·
Observasi :
Expresi
wajah mengantuk : Negatif Positif
Banyak menguap : Negatif Positif
Palpebrae
Inferior berwarna gelap : Negatif Positif
·
Terapi
: ..........................................................................................................................................
VI. KAJIAN POLA PERSEPSI KOGNITIF
a. Data Subjektif
·
Keadaan
sebelum sakit :
Gangguan penglihatan; vertigo; sakit kepala; nyeri ;
berdebar, rasa dingin pada jari-jari disertai dengan mati rasa . Kurang
pengetahuan terkait penyakit.
..............................................................................................................................
·
Keadaan
sejak sakit :
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
b.
Data Obyektif
·
Observasi
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
·
Pemeriksaan
Fisik
v Penglihatan
o
Cornea
:
…………………………………………
o
Visus : …………………………………………
o
Pupil
:
…………………………………………
o
Lensa
Mata :
…………………………………………
o
Tekanan Intra Ocular :
…………………………………………
v Pendengaran
o
Pina :
…………………………………………
o
Canalis :
................................................................
o
Membran Tympani :
................................................................
o
Tes Pendengaran :
................................................................
v N I :
................................................................
v N II
:
................................................................
v N V
sensorik :
................................................................
v N
VII sensorik :
................................................................
v N
VIII pendengaran :
................................................................
v Tes
romberg :
................................................................
·
Pemeriksaan
Diagnostik
Laboratorium
·
Terapi :
VII. KAJIAN POLA
PERSEPSI DAN KONSEP DIRI
a. Data Subyektif
·
Keadaan
sebelum sakit :
tidak percaya diri, cemas berkaitan
dengan penyakit yang diderita.
...........................................................................................................................
· Keadaan sejak sakit :
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
b. Data Obyektif
·
Observasi
v Kontak mata : …………………………………………………
v Rentang Penglihatan : …………………………………………………
v Suara dan Cara Bicara : …………………………………………………
v Postur Tubuh : …………………………………………………
·
Pemeriksaan
Fisik
v Kelainan bawaan yang
nyata : …………………………………………
v Abdomen : Bentuk : …………………………………………
Bayangan vena : …………………………………………
Benjolan massa : …………………………………………
v Kulit : Lesi :
…………………………………………
VIII. KAJIAN POLA PERAN
DAN HUBUNGAN DENGAN SEKSAMA (KOPING)
a. Data Subyektif
·
Keadaan
sebelum sakit :
...........................................................................................................................
..........................................................................................................................
·
Keadaan
sejak sakit :
...........................................................................................................................
b. Data Obyektif
·
Observasi
……………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………
IX. KAJIAN POLA
REPRODUKSI – SEKSUALITAS
a. Data Subyektif
·
Keadaan sebelum sakit
:
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
·
Keadaan sejak sakit :
Amenorhea,Periode
menstruasi tidak teratur.
...........................................................................................................................
b. Data Obyektif
·
Observasi
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
·
Pemeriksaan
Diagnostik
Laboratorium
c). Terapi
:
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
X. KAJIAN MEKANISME
KOPING DAN TOLERANSI TERHADAP STRES
a. Data Subyektif
·
Keadaan sebelum sakit
:
..........................................................................................................................
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
·
Keadaan sejak sakit :
Depresi, Menarik diri.
.............................................................................................................................
b. Data Obyektif
·
Observasi
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
· Pemeriksaan Fisik
v Tekanan Darah : Berbaring :
………mmHg
Duduk : ………mmHg
Berdiri : ………mmHg
Kesimpulan : Hipotensi Ortostatik :
Negatif Positif
v HR :
.......................... x / menit
v Kulit
: Keringat dingin : .........................................................................
Basah :
.........................................................................
· Terapi :
…………………………………………………………………………….......
…………………………………………………………………………….......
…………………………………………………………………………….......
XI.
KAJIAN POLA SISTEM NILAI KEPERCAYAAN
a. Data Subyektif
·
Keadaan
sebelum sakit :
...........................................................................................................................
...........................................................................................................................
b. Keadaan sejak sakit
:
Adanya pengaruh penyakit terhadap
pelaksanaan aktivitas ibadah.
...........................................................................................................................
b. Data Obyektif
·
Observasi
...………………………………………………………………………………
2) Diagnosa
dan Intervensi Keperawatan
1.
Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual/ muntah.
Tujuan :
1. Memperlihatkan status gizi pasien
yang membaik, dengan kriteria hasil : intake cairan dan nutrisi terpenuhi
sesuai kebutuhan.
2. Mempertahankan massa tubuh,
dengan kriteria hasil : berat badan dalam batas normal
Intervensi
:
1. Kaji kemampuan
untuk mengunyah, merasakan dan menelan.
Rasional: lesi mulut,
tenggorok dan esophagus dapat menyebabkan disfagia, penurunan kemampuan pasien
mengolah makanan dan mengurangi keinginan untuk makan.
2. Berikan
perawatan mulut yang terus menerus, awasi tindakan pencegahan sekresi. Hindari
obat kumur yang mengandung alcohol.
Rasional: Mengurangi
ketidaknyamanan yang berhubungan dengan mual/muntah, lesi oral, pengeringan
mukosa dan halitosis. Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan.
3. Jadwalkan
obat-obatan di antara makan (jika memungkinkan) dan batasi pemasukan cairan
dengan makanan, kecuali jika cairan memiliki nilai gizi.
Rasional : lambung yang penuh
akan akan mengurangi napsu makan dan pemasukan makanan.
4. Berikan fase
istirahat sebelum makan. Hindari prosedur yang melelahkan saat mendekati waktu
makan.
Rasional: mengurangi rasa lelah;
meningkatkan ketersediaan energi untuk aktivitas makan.
5. Dorong
pasien untuk duduk pada waktu makan.
Rasional: mempermudah
proses menelan dan mengurangi resiko aspirasi.
6. Catat pemasukan kalori
Rasional: mengidentifikasi
kebutuhan terhadap suplemen atau alternative metode pemberian makanan.
7. Kolaborasi
Konsultasikan dengan tim pendukung ahli diet/gizi.
Rasional: Menyediakan diet
berdasarkan kebutuhan individu dengan rute yang tepat.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer b/d penurunan komponen seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrientkesel.
Tujuan:
Menunjukkan keseimbangan cairan, dengan kriteria hasil : tekanan darah membaik, nadi perifer membaik dan turgor kulit membaik.
Intervensi:
1. Anjurkan pasien
untuk menghentikan aktivitas bila palpitasi, nyeri dada, napas pendek,
kelemahanataupusingterjadi.
Rasional: regangan/stress kardiopulmonal berlebihan/ stress dapat menimbulkan dekompensasi/ kegagalan.
Rasional: regangan/stress kardiopulmonal berlebihan/ stress dapat menimbulkan dekompensasi/ kegagalan.
2. Berikan cairan yang adekuat.
Rasional
: meningkatkan keseimbangan cairan dan mencegah komplikasi akibat kadar cairan
abnormal atau tidak diinginkan.
3. Awasi turgor kulit, TD, nadi, pernapasan selama dan sesudah
aktivitas. Catat respons terhadap tingkat aktivitas (misalnya, peningkatan
denyut jantung/TD, disritmia, pusing, dispnea, takipnea,dansebagainya).
Rasional :manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
Rasional :manifestasi kardiopulmonal dari upaya jantung dan paru untuk membawa jumlah oksigen adekuat ke jaringan.
4. Kajikehilangan/gangguan
keseimbangan gaya jalan, kelemahan otot.
Rasional : menunjukkan perubahan neurologi karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien/resiko cedera
Rasional : menunjukkan perubahan neurologi karena defisiensi vitamin B12 mempengaruhi keamanan pasien/resiko cedera
3.
Intoleransi Aktifitas b/d Kelemahan
umum
Tujuan
:
Menunjukkan toleransi
aktivitas dengan kriteria hasil
menyeimbangkan aktivitas dan istirahat.
Intervensi:
1. Tingkatkan
tirah baring/duduk
pada pasien. Berikan lingkungan tenang; batasi pengunjung sesuai keperluan.
Rasional : meningkatkan
istirahat dan ketenangan. Menyediakan energi yang digunakan untuk penyembuhan.
Aktivitas dan posisi duduk tegak diyakini menurunkan aliran darah ke kaki.
2. Ajarkan pasien melakukan aktivitas dengan tepat dan sesuai toleransi.
Rasional : Meningkatkan atau memulihkan
gerakan tubuh yang terkontrol.
3. Bantu melakukan latihan rentang gerak
sendi pasif/aktif.
Rasional : mempertahankan atau memperbaiki
fleksibilitas sendi.
4. Berikan
aktivitas hiburan yang tepat contoh menonton TV, radio, membaca.
Rasional: meningkatkan
relaksasi dan penghematan energi, memusatkan kembali perhatian dan dapat
meningkatkan koping.
4. Nyeri Akut b/d agens cedera biologis(splenomegali)
Tujuan :
Menunjukkan nyeri
berkurang,terkontrol atau hilang.
Intervensi:
1. Selidiki keluhan nyeri, catat lokasi
dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan
tanda-tanda rasa sakit non verbal
Rasional : Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program.
Rasional : Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program.
- Berikan matras / kasur keras,
bantal kecil,. Tinggikan linen tempat tidur sesuai kebutuhan
Rasional : Matras yang lembut / empuk, bantal yang besar akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan pada daerah yang terinflamasi/nyeri - Dorong untuk sering mengubah
posisi,. Bantu untuk bergerak di tempat tidur, sokong sendi yang sakit di
atas dan bawah, hindari gerakan yang menyentak.
Rasional: Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi. - Kolaborasi: Berikan obat-obatan
sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat)
Rasional : Sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.
BAB IV
PENUTUP
4.1
Kesimpulan
Trombositopenia menggambarkan individu yang mengalami
atau pada resiko tinggi untuk mengalami insufisiensi
trombosit sirkulasi. Penurunan ini dapat disebabkan oleh produksi
trombosit yang menurun,distribusi trombosit yang berubah, pengrusakan
trombosit, atau dilusivaskuler. Gejala dan tanda pada pasien yang menderita
penyakit ITP adalah Hidung mengeluarkan darah atau pendarahan pada gusi Ada
darahpada urin dan feses Beberapa macam pendarahan yang sukar dihentikandapat
menjadi tanda ITP. Termasuk menstruasi yang berkepanjangan padawanita.
Pendarahan pada otak jarang terjadi, dan gejala pendarahan padaotak dapat
menunjukkan tingkat keparahan penyakit. Jumlah platelet yangrendah akan
menyebabkan nyeri, fatigue (kelelahan), sulit berkonsentrasi,atau gejala yang
lain. Tindakan keperawatan yang utama adalah dengan mencegah atau mengatasi
perdarahan yang terjadi.
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Tenaga Kesehatan
Untuk
tenaga kesehatan terutama perawat diharapkan bisa mengerti dan memahami tentang
pengertian, penyebab,
pencegahan dan pegobatan dari ITP agar saat menerapkan pada pasien
tidak terjadi suatu kesalahan yang menyebabkan pasien tambah parah atau bahkan
bisa mengalami kematian karena kesalahan dalam melakukan asuhan
keperawatan.
4.2.2 Bagi Pasien dan Keluarga
Bagi
pasien diharapkan mengerti tentang penyebab,
pengobatan dan pencegahan dari ITP, agar pada saat terjadi ITP dapat melakukan pencegah dini sebelum
dilakukan asuhan keperawatan.
Daftar Pustaka
Staf Pengajar FKUI. 1985. Ilmu Kesehatan Anak. FKUI: Jakarta
——–. 2000. Kapita Selekta
Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. FKUI: Media Aesculapius.
Dorland,
W.A Newma. 2006. Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 29. Jakarta: EGC.
Guyton. 2003. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran, Edisi 9. EGC: Jakarta
Behrman. 2006. Ilmu Kesehatan Anak Nelson Edisi 15. EGC: Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar